
Hedricks G Howard (1987) dalam Busthan Abdy (2019), menyatakan bahwa sebagai pengajar efektif, seseorang bukan hanya harus mengetahui apa yang diajarkan—isi pengajaran—tetapi juga siapa orang-orang yang akan di ajar. Tentu seorang pengajar yang dalam hal ini adalah guru, tidak bisa hanya tertarik menyampaikan prinsip-prinsip pembelajaran semata, tetapi yang diutamakan adalah bagaimana mempengaruhi orang yang di didik.
Karena itu prinsip paling terpenting adalah bagaimana cara siswa belajar akan menentukan bagaimana seorang guru mengajar. Inilah hukum pendidikan (hukum proses mengajar). Fungsi yang utama dari guru dan siswa dalam Pendidikan Agama Kristen adalah merupakan “panggilan” untuk dapat menjalin “interaksi” dalam komunikasi yang baik di dalam dan oleh Kristus.
Lebih lanjut, Hedricks dalam Busthan Abdy (2019) memberikan definisi menarik dalam membangun interaksi antara seorang guru dan siswanya, yaitu dengan mengatakan: “yang penting adalah bukanlah apa yang Anda lakukan sebagai pengajar, tetapi apa yang dilakukan pembelajar sebagai hasil ajaran Anda”. Definisi ini sebenarnya membawa sebuah pemahaman yang mendasar bahwa guru sebagai pengajar, maupun siswa-siswi sebagai pembelajar, haruslah dapat memahami peran mereka masing-masing, yaitu sebagai berikut:
- Guru sebagai pengajar, adalah stimulator dan motivator. Dengan kata lain, guru disini bukanlah pemain tetapi wasit yang menyemangati dan mengarahkan pemain
- Siswa sebagai pembelajar, adalah investigator, penemu dan pelaku. Artinya, siswa adalah pemain berkompetensi dalam sebuah kompetisi
Untuk itu guru PAK dalam pengajaran PAK, berperan sebagai penolong pribadi siswa atau peserta didik dalam hal perkembanganya yang sudah direncanakan Allah dalam hidup mereka. Guru merupakan profesional dalam bidangnya untuk mengajar peserta didik, dan sumber pengajarannya adalah Alkitab. Dengan demikian guru PAK harus membantu peserta didik dalam perkembangannya memasuki persekutuan iman dengan Kristus sehingga menjadi pribadi bertanggungjawab, baik kepada Allah maupun sesamanya manusia.
Beberapa poin penting yang harus diperhatikan dalam pengajaran PAK tekait guru PAK adalah sebagai berikut ini:
Pertama. Guru PAK adalah seorang profesional dalam bidangnya, dengan tugas utama adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, dan melatih, serta menilai, juga mengevaluasi. Sumber pengajarannya adalah Alkitab. Jika dijadikan kata benda, guru merupakan pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, dan penilai.
Kedua. Guru PAK sebagai pendidik, ia harus memiliki standar kualitas integritas mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin. Tugas guru adalah dengan mendidik, dan mengembangkan sikap, watak, nilai moral, serta mampu mengembangkan potensi anak didik menuju pada kedewasaan rohani yang beriman dan taat kepada Tuhan Yesus.
Ketiga. Guru PAK sebagai pengajar yang melaksanakan pembelajaran yang adalah merupakan tugas utamanya dalam membantu anak didik yang sedang berkembang, dengan menyampaikan sejumlah pengetahuan tentang iman Kristen.
Keempat. Guru PAK sebagai pembimbing, mengetahui apa yang diketahui anak didik sesuai dengan latar belakang kemampuan tiap anak didik, serta kompetensi apa yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan PAK. Anak didik harus dibimbing untuk mendapatkan pengalaman rohani dan memiliki kompetensi yang akan mengantar mereka menjadi seorang dewasa Kristen.
Kelima. Guru PAK yaitu sebagai pengarah, mengarahkan anak didiknya untuk dapat berperilaku sesuai dengan ajaran agama Kristen. Misalnya pada awal dan akhir pembelajaran diajarkan doa mendekatkan diri pada Tuhan Yesus, sehingga anak akan selalu teringat dan mengandalkan kepada Tuhan.
Keenam. Guru PAK sebagai pelatih, mengembangkan keterampilan siswa, baik keterampilan kognitif, psikomotorik, maupun afektif. Dengan demikian, anak didik menjadi pribadi yang mampu merefleksikan diri sebagai murid Tuhan Yesus.
Ketujuh. Guru PAK sebagai penilai, menilai sejauh mana anak didik memahami dan melaksanakan mata pelajaran PAK
Post a Comment