Ketika membaca Kitab Yohanes 17, akan jelas bagi kita bahwa Yesus mengucapkan doa yang merupakan dasar terpenting untuk Keesaan Allah. Dan doa yang diucapkan Yesus ini, jika kita amati secara jelas, nampaklah bahwa doa ini khusus ditujukan untuk Gereja.
Lalu yang menjadi pertanyaannya adalah “bagaimana sebenarnya hubungan antara Kristus dan Gereja-Nya?“ Serta apa makna Teologis yang terkandung di dalam Hubungan itu?
Berikut bagaimana sebenarnya yang dikehendaki Allah tentang kesatuan orang-orang beriman dalam perkataan dan perbuatan yang seturut kehendak Allah di dalam Kitab Efesus 4;1-16.
Pertama: Panggilan Gereja Berhubungan dengan Keesaan-Nya (Efesus 4:1-6). Pertama dan utama dalam hal ini yaitu kita harus memahami bahwa panggilan Umat Kristen adalah merupakan panggilan Allah yang dijawab melalui pertobatan dalam wujud perilaku yang mengikuti pertobatan itu.
Pertama: Panggilan Gereja Berhubungan dengan Keesaan-Nya (Efesus 4:1-6). Pertama dan utama dalam hal ini yaitu kita harus memahami bahwa panggilan Umat Kristen adalah merupakan panggilan Allah yang dijawab melalui pertobatan dalam wujud perilaku yang mengikuti pertobatan itu.
Hidup berpadanan di sini menunjukkan hubungan antara rencana Allah dan penerimaan rencana itu oleh seluruh orang Kristen dalam kehidupan sehari-hari. Coba kita membandingkan dengan Galatia 5;22-23, maka akan terdapat dua hal yang tercantum didalamnya dengan penuh arti jika dihubungkan dengan persekutuan Gereja.
Hal yang pertama yaitu : Keesaan yang diciptakan oleh Roh Kudus; dan yang kedua yaitu tanggung jawab orang Kristen untuk memupuk Keesaan itu dengan hidup bersekutu bersama dengan sesama Kristen lainnya dalam ikatan damai sejahterah.
Kedua: Kasih Yang mempersatukan. Sepakat dengan Kitab Efesus 4 yang menekankan tentang “Kasih“ yang harus menjiwai seluruh hubungan orang percaya dengan sesamanya yang percaya. Karena kasih itulah yang menjadi pengikat mereka satu sama lainnya. Dengan demikian orang-orang percaya itu bukan berdiri sendiri-sendiri tetapi mereka saling berkaitan dan bersama-sama mewujudkan suatu kesatuan yaitu Kesatuan Keluarga Allah dan Kesatuan Bait Allah di Dalam Keesaan Allah sendiri.
Untuk itu, maka kesatuan yang telah diberikan oleh Allah hendaklah dipelihara, di jaga dan dilindungi seperti yang dikatakan dalam Efesus 4:3, dimana Jemaat dinasehati supaya berusaha memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahterah, sehingga kesatuan itu mempersatukan umat kristen didalam Kasih dan bukan karena hasil jerih payah mereka.
Intinya itu semua adalah pemberian dari pada Roh, dan oleh karena itu Kesatuan itu disebut Kesatuan Roh. Yang harus dipelihara oleh ikatan damai sejahterah yaitu damai sejahtera yang telah diperoleh Kristus sebagai sang damai sejahterah kita.( Efesus 2:14 ).
Ketiga: Gereja adalah penjelmaan Tubuh Kristus. Benar jika dikatakan Gereja adalah "Tubuh Kristus", Karena Gereja adalah persekutuan orang-orang tebusan Tuhan, yang di dalamnya Dia menjadi Kepala.
"Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu." (Kolose 1:18). Gereja terjelma dan memiliki keberadaannya, karena "Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya." (Efesus 5:25) Gereja ditumbuhkan oleh kehidupan-Nya yang dinamis, yang "menguduskannya sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman." (Efesus 5:26) Kristus akan datang kembali untuk mengambilnya sebagai milik-Nya, "bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya." (Wahyu 21:2)
"Supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri- Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela." (Efesus 5:27), jika kita melihat mengenai kelahiran gereja yang diteguhkan oleh kedatangan Roh Kudus (Kisah Para Rasul 2:1-11) dan juga menyediakan kuasa bagi kelanggengan gereja melalui kesaksian kepada dunia (Kisah Para Rasul 1:8).
Keempat: Gereja Terpanggil sebagai Tubuh Kristus ( Efesus 4:1-16 ). Melalui amanat rasul Paulus bahwa yang telah menguraikan jalan pembentukan dan pelaksanaan maksud Allah yaitu untuk menyatukan bangsa Yahudi dan non-Yahudi menjadi satu umat dibawah Kristus sebagai Kepala. Paulus menoleh pada tuaian misinya dalam pelayan Kekristenannya. Tetapi ajaran tentang satu kepala, satu tubuh, memerlukan penghayatan dalam Gereja yang banyaknya terdiri dari golongan orang-orang biasa, yang oleh karena itu penjelasan mengenai Eklesiologi yakni tentang hubungan ideal antara Kristus dengan umatnya membuat Paulus beralih ke ajaran secara praktis dalam hidup sehari-hari.
Di sini Paulus juga memberikan gambaran yang menyeluruh tentang panggilan Gereja didunia ini (Efesus 4:1-16 ). Yang pertama, paulus menyerukan kepada Jemaat supaya hidup berpadanan dengan panggilan mereka didalam terang. Dimana tempat mereka dalam Gereja yang pada dasarnya adalah satu. Artinya bahwa kesatuan tidak berarti keseragaman yang kaku, karena Gereja adalah organisme yang mempunyai daya hidup dan terbentuk dari pribadi-pribadi yang hidup dan bertanggung jawab atas perkembangan watak dan kepribadian sesuai dengan karunia-karunia yang telah diberikan Kristus. Maksudnya adalah supaya Gereja mencapai “ Kedewasaan Penuh“
Dan untuk mencapai tujuan ini Kristus telah memberikan karunia-karunia untuk digunakan melalui pelayanan-pelayanan-Nya. Karena itu, perkembangan Gereja haruslah ditandai oleh pertumbuhan dari tingkat kanak-kanak ke kedewasaan, sampai menerima watak Kepala-Nya yaitu Kristus ( Efesus 4;14-16 )
Refleksi
Jika kita melihat kembali uraian di atas maka cobalah kita sebagai umat Tuhan yang dalam hal ini kita adalah anggota tubuh dari Gereja sejenak merenungkan “sudakah kita berusaha menuju kepada kesatuan dalam kata-kata dan perbuatan sebagaimana yang dikehendaki oleh Kristus? Ataukah sebaliknya kita tidak memaknai arti kesatuan dalam tindakan kita sehari-hari selaku anggota tubuh dari Gereja?”
Jika kita melihat kembali uraian di atas maka cobalah kita sebagai umat Tuhan yang dalam hal ini kita adalah anggota tubuh dari Gereja sejenak merenungkan “sudakah kita berusaha menuju kepada kesatuan dalam kata-kata dan perbuatan sebagaimana yang dikehendaki oleh Kristus? Ataukah sebaliknya kita tidak memaknai arti kesatuan dalam tindakan kita sehari-hari selaku anggota tubuh dari Gereja?”
Ini adalah satu tantangan bagi kita yang menjadi anggota tubuh Gereja dan Kristus. Apakah kita mampu menginplementasikan Kesatuan gereja sebagai tubuh Kristus itu? Jawabannya kita pasti bisa melakukannya jika didasarkan atas Kasih kepada Kristus dan sesama. Karena segala yang kita lakukan tanpa didasarkan atas Kasih, maka semuanya akan tak berarti dan sia-sia. Amin
Oleh: Abdy Busthan