Halloween party ideas 2015



Ada seorang suami yang setia dan seorang istri yang tidak setia. Pada suatu hari ketika pulang bekerja dari kantor, tanpa sengaja suami yang setia ini melewati warung kopi yang berada disamping rumahnya. Ketika dia melangkahkan kakinya, tanpa sadar ia mendengarkan beberapa tetangganya yang sedang duduk-duduk di warung tersebut memperguncingkan tentang kelakuan istrinya yang suka membawa laki-laki lain ke dalam rumah mereka ketika ia tak berada dirumah. Hal ini pun membuat sang suami tersebut terkejut, namun suami ini adalah suami yang baik sehingga ketika dia mendengar perbuatan istrinya itu, ia tidak langsung begitu saja mempercayai apa yang ia dengar namun jauh dalam hatinya ia mau membuktikannya dulu dengan mata kepalanya sendiri. Beberapa hari kemudian ia mendapatkan tugas dari kantor untuk mengawasi proyek yang berada diluar kota dan membutuhkan waktu tiga hari. Ketika ia mau berangkat, seperti biasanya ia pun berpamitan dengan istrinya dengan berkata ” Mami sayang, papi mungkin mau pergi selama tiga hari, tapi sebelum papi jalan, papi mau menggambar Cicak di leher mami ”. Mendengar hal itu istrinya pun terkejut dan berkata ” maksudnya apa sih papi !! kok pake acara gambar cicak segala ? ” lalu sang suami pun berkata : ” Maksudnya kalo nanti mami selingkuh dengan laki-laki lain pasti akan ketahuan karena gambar cicaknya akan terhapus ”. kemudian sang suamipun menggambar seekor cicak lengkap dengan ekornya serta posisi mata cicak tersebut dalam keadaan terbuka. Lalu berangkatlah suami tersebut selama tiga hari lamanya. Ketika sang suami tak berada dirumah, istrinya pun mulai memanggil teman laki-lakinya untuk berselingkuh selama tiga hari. Setelah tiba waktunya hari ketiga sang istri pun bingung karna gambar cicak yang ada dilehernya telah terhapus akibat perselingkuhan yang ia lakukan. Karena itu dia pun memanggil teman selingkuhannya untuk menggambar ulang cicak tersebut. namun teman selingkuhannya itu menggambar seekor cicak yang tidak sama dengan apa yang digambarkan oleh suaminya, dimana ia menggambar cicak tersebut dengan posisi matanya dalam keadaan tertutup. Ketika suaminya tiba dirumah dan melihat gambar cicak tersebut dalam keadaan matanya tertutup, maka berkatalah suami itu kepada istrinya : ”Mami kok mata cicaknya tertutup ? waktu papi gambar kan matanya terbuka ? kok papi pulang mata cicaknya jadi tertutup ? ” mendengar itu sang istri pun menyahut dengan tanpa dosa ” Soalnya papi perginya lama sih!!makanya Cicaknya Mati.....”

Saudara yang kekasih, siapapun di dunia ini tentunya setuju bahwa dalam kehidupan dibutuhkan kesetiaan dalam segala hal, dan juga dalam segala bidang! Kesetiaan dari Para pemimpin bangsa dalam tugas pengabdian mereka terhadap bangsa dan Negara adalah hal yang begitu di dambakan oleh rakyat, dan betapa bahagia bangsa yang memiliki pemimpin yang melayani, bukan pemimpin yang ditaktor, atau pemimpin berlaku sewenang-wenang dengan kekuasaannya. Tetapi Kesetiaan ini juga bukan hanya untuk para pemimpin dalam suatu Negara, tetapi juga berlaku untuk segenap lapisan masyarakat dengan tugas panggilannya masing-masing. Dimana semua anak bangsa, sebagai bagian dari masayarakat juga setia terhadap bangsa dan Negaranya.

Kesetiaan Para suami dan isteri untuk tetap menjaga janji dan ikrar cinta yang diucapkan terhadap pasangannya masing masing, yang tidak goyah dimakan waktu , yang tidak berubah karena keadaan, atau juga kesetiaan para orang tua yang menjalankan tugas dan peranan dengan mengayomi anak-anaknya bertumbuh dalam biduk kasih dalam relasi ayah dan ibunya, dan kesetiaan dari anak-anak yang menjawab respon dari orang tua mereka dengan menjadi anak-anak yang baik yang belajar dengan baik

Kesetiaan terhadap profesi, dimana setiap orang sesuai peranannya masing-masing menjalankan tugasnya dengan sebaik mungkin, dalam bidang pemerintahan, keamanan, peradilan, bisnis dan , keamanan, pendidikan, riset dan Teknologi dll.

Kesetiaan Umat Tuhan kepada Tuhannya, seperti yang Nabi Hosea sampaikan bahwa “ "Engkau ini harus berbalik kepada Allahmu, peliharalah kasih setia dan hukum, dan nantikanlah Allahmu senantiasa."(Hos 12:7) kata kasih disini adalah perkataan Ibrani yang berarti “hesed” yang dapat diekpresikan kesetiaan dan setia adalah seharusnya kharakteristik dari umat Allah, kepada Allah.

Saudara Yang kekasih, Sebab itu Kesetiaan adalah bukan pilihan, tetapi adalah keharusan, namun sayang sekali ternyata dalam kehidupan ini rupanya kesetiaan bukan menjadi keharusan, sehingga lebih mirip pilihan dan akibatnya orang yang setia menjadi begitu langka, seperti yang dikatakan kitab Amsal “ Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?(Ams 20:6). Kesetiaan kepada Tuhan, begitu diharapkan ditemukannya diantara umat manusia seperti yang diserukan Nabi Mika ataupun seruan Tuhan Yesus kepada para ahli Taurat dan orang Farisi( Mik 6:8 bdk Mat 23:23). Pertanyaan bagi kita Apakah Kesetiaan kepada Tuhan itu masih ada? Lalu mengapa ketika kita tidak berdaya, kita harus tetap setia ? Serta apakah wujud dari Kesetiaan itu ? untuk itu pada kesempatan ini mari sama-sama kita melihat bagaimana Bentuk Kesetiaan yang di tawarkan lewat pembacaan Kitab 1 petrus 4 : 1-11.

Saudara yang kekasih, surat ini ditulis oleh Rasul petrus yang merupakan saksi hidup ketika Yesus Kristus ditangkap dan diadili serta mengalami penderitaan diatas kayu salib, dimana Rasul petrus menulis surat ini lewat perantaraan seseorang yang bernama Silwanus atau Silas ( Kisah 6 : 37-38) dari suatu tempat yang disebut babilon, dan pada saat itu Sang rasul ditemani oleh anak rohaninya yaitu Markus (1 Petrus 5:12-13).

Kalau kita melihat pada fasal 1 dari surat 1 Petrus ini, maka jelaslah bahwa Rasul petrus menulis surat ini di tujukan kepada orang-orang pendatang yang tersebar di kota Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia kecil dan Bitinia, dimana orang-orang tersebut telah dipilih sesuai dengan rencana Allah dan yang dikuduskan oleh Roh supaya mereka taat dan menerima percikan darahNya (dimana lewat Kematian Kristus mereka dapat memperoleh Keselamatan). Lalu dalam kondisi bagaimanakah Rasul petrus menulis surat ini? serta apa sebenarnya yang diinginkan Rasul Petrus dari Jemaat-Jemaat tersebut ?

Atas dasar 1 Petrus 4 : 14-16, dikemukakan bahwa sebenarnya surat ini ditulis ketika orang-orang Kristen menjadi korban perbuatan jahat, dimana Pemerintah dan orang-orang yang bukan orang kristen pada saat itu berusaha untuk mencari-cari kesalahan yang dilakukan oleh orang-orang Kristen. Sehingga pokok pembicaraan Rasul Petrus dalam Fasal 2-4 lebih ditekankan kepada bagaimana orang-orang Kristen harus berusaha untuk hidup tanpa bersalah yang artinya bahwa dengan melihat pada situasi Politik yang tidak Stabil dan supaya orang-orang Kristen tidak difitnah dan diserang, maka hendaklah mereka hidup dengan ” mencerminkan kesetiaan kepada Allah ”. 

Ada dua hal penting yang menjadi pertimbangan Sang Rasul dalam menulis Surat ini kepada jemaat-jemaat Tuhan, yaitu :

Pertama. Sang Rasul melihat bahwa ketika orang-orang Kristen itu hidup dalam Kesetiaan kepada Allah dengan tanpa melakukan perbuatan duniawi, maka mereka akan diluputkan dari fitnah dan jebakan-jebakan yang akan menjebak mereka. 

Kedua. Sang rasul menyadari bahwa jemaat-jemaat Tuhan yang tersebar di kota Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia kecil dan Bitinia ini adalah orang-orang yang dulunya hidup dalam hawa nafsu dan keinginan duniawi ( 1 Petrus 4: 3-4 ) dimana mereka kemudian bertobat dan mengambil komitmen untuk mengikuti Yesus. Artinya bahwa dengan membaca surat ini Rasul Petrus berharap agar mereka tetap selalu setia dan tidak meninggalkan Allah ketika cobaan datang menghampiri dan merongrong kehidupan mereka. 

Dari ke-dua alasan yang sangat mendasar diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya Rasul Petrus menyadari betul bagaimana beban dan penderitaan Jemaat Tuhan dalam mengikuti Yesus. Sang Rasul menyadari bahwa bukan hanya terjadi pada Jemaat-Jemaat di kota Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia kecil dan Bitinia. tetapi sesungguhnya ketika orang melayani Tuhan pastilah mereka akan mengalami intimidasi – intimidasi dan dibenci oleh karena Nama dan Ajaran Yesus seperti yang tertulis dalam Kitab Matius 10 : 22.

Lalu apakah dengan penderitaan yang dialami ini orang-orang kristen harus menyerah dengan keadaan ? ataukah berpaling dan meninggaalkan Yesus ? sekali lagi, Kesetiaan adalah keharusan dan bukanlah suatu pilihan, dimana kita sebagai orang kristen dapat memilih mau setia atau tidak. untuk itu mari kita melihat disini ada 3 Bentuk Kesetiaan yang ditawarkan oleh rasul Petrus kepada kita ketika kesusahan serta penderitaan itu menghampiri kehidupan kita

Hidup di dalam Doa ( 1 Petrus 4 : 7)
Doa adalah merupakan salah satu unsur terpenting dalam membangun relasi atau hubungan dengan Allah. Ketika orang kristen mau bertemu atau mau menceritrakan persoalan-persoalan kehidupan yang ia alami kepada Allah, tentulah kita tidak dapat bertemu dengan Allah secara fisik atau empat mata. Tetapi sesungguhnya kita dapat melakukannya hanya didalam Doa. Rasul petrus menyarankan kepada jemaat-jemaat Tuhan pada saat itu agar selalu menguasai diri dengan tenang agar dapat berkomunikasi dengan Allah melalui Doa. Artinya bahwa dengan situasi dan kondisi yang dialami Jemaat Tuhan pada waktu itu, maka hal yang pertama yang harus dilakukan adalah menguasai diri dengan tenang agar dapat Berdoa. karena lewat Doa, Allah bisa melepaskan kita dari kesulitan-kesulitan yang kita hadapi. Yesus hanyalah sejauh Doa untuk itu ” Mintalah maka akan diberikan kepada kita ( Matius 7:7 ). Ketika kehidupan kita tidak berdaya dan kita merasa bahwa hidup ini tidak berarti maka marilah kita datang kepada Kristus dengan perantaraan sebuah Doa yang kita panjatkan. Jadi bentuk Kesetiaan kita kepada Allah yang pertama adalah Doa.

Hidup didalam Kasih ( 1 Petrus 4 : 8 )
Terkait dengan Kasih, disini rasul petrus sangat menekankan kehidupan kasih dengan kalimat ” Tetapi yang terutama ”. Hal ini berarti bahwa Kasih adalah merupakan sesuatu yang sangat besar manfaat serta nilainya bagi kehidupan orang-orang percaya. Karena diantara Iman, Pengharapan dan Kasih, hal terbesar adalah Kasih ( 1 Korintus 13 : 13 ). Tidak ada gunanya orang kristen jika tidak memiliki kasih dalam kehidupannya. Kasih yang diharapkan rasul Petrus disini adalah suatu kehidupan kasih yang mencerminkan Kasih Kristus yang telah mati diatas kayu salib demi untuk menebus dosa-dosa manusia. dimana cermin daripada Kasih yang sejati adalah Kasih yang tidak mengharapkan imbalan apa-apa. dan untuk itu rasul Petrus sangat mengharapkan jemaat-jemaat Tuhan untuk mengasihi dengan sungguh-sungguh seorang dengan yang lainnya tanpa mengharapkan imbalan ( 1 Petrus 1 :22 ). Lalu apa itu Kasih dan bagaimanakah kehidupan didalam Kasih ? mari kita melihat definisi kehidupan Kasih pada kitab 1 Korintus 13 : 4-7. karena Kasih kita juga dapat mengampuni kesalahan orang lain (Matius 6 : 14-15 ). Karena Kasih Allah yang sangat Besar telah mengaruniakan anak-Nya yang tunggal untuk menebus dosa-dosa kita agar kita layak dihadapan Allah. Maka untuk itu selayaknyalah kita orang-orang Kristen hidup didalam Kasih yang mencerminkan Kesetiaan kita kepada Allah.

Mempergunakan Karunia yang Allah berikan untuk melayani Tuhan dan sesama 
( 1 Petrus 4:10 ) 
Setiap orang kristen diberikan Karunia serta talenta oleh Allah untuk dapat dipergunakan dalam pelayanan kita kepada Allah, baik itu talenta atau karunia melayani, berbicara, bermain musik dan lain.untuk itu setiap apa kelebihan yang ada dalam diri kita, hendaklah kita pakai untuk kemuliaan nama Tuhan. Bukan untuk kita tetapi untuk Allah. Kalau kita melihat realita sekarang ini, ada begitu banyak anak-anak Tuhan seperti artis-artis dan penyanyi-penyanyi yang memiliki karunia yang luar biasa tapi semuanya itu mereka lakukan untuk mencari popularitas diri mereka sendiri. Rasul petrus menekankan disini bahwa semua kelebihan serta talenta yang ada pada diri kita, hendaklah kita gunakan agar Allah Dipermuliakan. Karena Yesus Kristuslah yang mempunyai kemuliaan sampai selamanya ( 1 petrus 4 : 11).

Demikianlah 3 bentuk Kesetiaan yang telah diajarkan rasul petrus kepada kita, agar dapat kita terapkan dalam kehidupan rohani kita orang-orang percaya.

Catatan
Saudara-saudara yang kekasih, mungkin didalam kehidupan kita sering atau selalu hidup dengan berbagai persoalan yang dapat membuat kita tidak berdaya dan tidak mampu untuk keluar dari segala macam himpitan-himpitan hidup yang menghampiri kita, sehingga hal ini membuat kita tidak lagi mengandalkan Tuhan dalam kehidupan kita. 

Ataukah mungkin kita mengalami suatu situasi dimana kita telah melakukan sesuatu yang benar, tetapi keadaan justru menjadi buruk? Apakah itu menunjukkan kita adalah orang jahat?dan apakah itu berarti Allah menolak kita? Mungkin Yusuf juga memiliki pertanyaan serupa di sepanjang peristiwa yang tercatat dalam Kejadian 39

Masalahnya bermula tatkala ia dijual sebagai budak oleh saudara-saudaranya. Sejak itu, meski ia telah berlaku sangat baik, namun masalah terus menguntitnya. Sebagai contoh, walaupun Yusuf menjaga integritasnya, namun ia dituduh melakukan kejahatan serius terhadap istri Potifar, majikannya. Potifar menanggapi hal itu dengan menjebloskan Yusuf ke dalam penjara. Yusuf, seorang yang baik, jujur, percaya pada Allah, merana dalam penjara Mesir. 

Mengapa Allah tidak melepaskannya? Mengapa kebenaran itu tidak terusut? Bukankah keadaan benar-benar tampak tidak adil? Selama beberapa waktu tak terjadi sesuatu pun pada diri Yusuf. Namun, yang penting di sini adalah, "TUHAN menyertai Yusuf " (39:21). Allah sedang menjalankan rencana-Nya, dan untuk sementara waktu Yusuf harus tinggal di penjara orang Mesir. Apa yang tampaknya buruk, sesungguhnya baik, karena itu adalah bagian dari rencana Allah yang sempurna. 

Bagaimana dengan kita orang-orang percaya pada saat ini ? Ditengah kehidupan yang semakin susah apakah kita harus meninggalkan Allah? Ataukah kita tidak setia seperti ilustrasi diatas dimana seorang istri tidak setia kepada suaminya? 

Saudara-saudara yang kekasih, sekali lagi Rasul Petrus memberikan kita 3 bentuk kesetiaan kepada kita orang-orang percaya pada saat ini yaitu Hidup didalam Doa, Hidup didalam Kasih dan Mempergunakan karunia kita untuk melayani Tuhan dan sesama kita. Untuk itu marilah kita hidup didalam kesetiaan kepada Allah dengan melakukan ketiga hal tersebut. dan sekali lagi, kita harus mengambil sikap seperti Yusuf yang dalam keadaan sukar sekalipun ia tetap setia kepada Allah. Pastikan bahwa kita sedang melakukan apa yang benar. Taatilah Allah dan tetaplah berada di dekat-Nya. Kemudian, berdiam dirilah dan perhatikanlah bagaimana Dia mengerjakan rencana-Nya yang sempurna. Amin

Oleh: Abdy Busthan

Profil Saya

{picture#https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6vbBZ2pWiZ3UT6KzmydJsI8uu2evuDFDFRWIfl2X4fVu5h281O_CQlp3axcC7ZJpfx2f2br7EPr6mDG9Mdpg-3IC2EUHXJ9rFDRNcrs3wlJGMJ5HrazVTt8Z8Y4_-8oQVkBbWYmQD-ig/s640/r56722.jpg} Abdy Busthan adalah Dosen dan Teknolog Pembelajaran, serta pembina dan peneliti di Jurnal Ilmiah Flobamora Science. Dibesarkan di kota Nabire, Papua. {facebook#https://www.facebook.com/AbdyBS/} {twitter#https://twitter.com/abdybusthan} {google#https://busthan-abdy.blogspot.com/} {pinterest#https://id.pinterest.com/abdybusthan213/} {youtube#https://www.youtube.com/channel/UCnLMvY91iOTKgfvwd2hfJsg?view_as=subscriber} {instagram#https://www.instagram.com/busthanabdy/}
Theme images by sbayram. Powered by Blogger.