
William James Sidis dilahirkan pada tanggal 1 april 1898 di Negara Paman Sam-Amerika Serikat. Hingga detik ini Sidis merupakan manusia paling jenius yang pernah ada di muka bumi ini dengan IQ (tingkat Kecerdasan) di atas 250-300.
Pada usia 8 bulan, keajaiban Sidis mulai tampak dengan diawali ketika ia bisa makan sendiri dengan menggunakan sendok. Pada usianya yang belum genap 2 tahun, Sidis sudah menjadikan New York Times sebagai teman sarapan paginya.
Kemampuan Sidis dalam berbahasa pun sangat hebat. Bayangkan saja, Ia bisa mempelajari bahasa baru hanya dalam satu hari hingga total sekitar 200 bahasa dunia dikuasainya.
Pada usia 11 tahun, Sidis diterima di Universitas Harvard sebagai murid termudadan lulus dengan menyandang predikat cumlaude yaitu sebagai sarjana matematika termuda, di usia 16. Dan komunitas Harvard sangat terpesona dengan kejeniusannya, ketika Sidis memberikan ceramah tentang Jasad Empat Dimensi di depan para Profesor matematika.
Ketika Sidis lulus dengan predikat 'cumlaude' sebagai sarjana matematika di usia 16 tahun, dia pun melanjutkan kuliah ke jenjang lebih tinggi. Namun ia kuliahnya sempat tersendat karena di buli oleh sekelompok mahasiswa yang tidak menyukainya.
Pada tahun 1919, Sidis di tangkap dan di tahan selama 18 bulan, karena keterlibatannya dalam demo Socialist May Day di kota Boston. Saat itu, Sidis membuat pernyataan yang dianggap menentang wajib militer perang pada Dunia ke-I. Penangkapan Sidis sentak saja menghebohkan media masa, karena saat itu adalah masa dimana ia sedang mengawali kiprahnya sebagai anak jenius.
Sejak keluar dari penjara, Sidis kemudian menghilang ditelan bumi, dan setelah sekian lama, jejaknya terendus oleh seorang reporter yang bertemu dengan seorang pemulung besi tua yang miskin papa, yang ternyata dia adalah sang jenius: William James Sidis. ‘
Ya, James Sidis memang tersisih dan luput dari hingar bingarnya pemberitaan tentang para jenius di muka bumi ini. Padahal kejeniusannya sesungguhnya berada jauh di atas para ilmuan jenius berdarah Yahudi, seperti: Albert Einstein, Edison, Mozart, Da Vinci, dan lainnya.

Ada satu pelajaran penting dari kisah tragis James Sidis ini. Rupanya menurut informasi bahwa semasa kecilnya, Sidis telah menjadi obyek eksperimen Boris Sidis, ayah Sidis yang merupakan seorang psikolog. Boris dalam hal ini menerapkan sistem pendidikan model baru kepada Sidis anaknya karena menolak sistem pendidikan konvensional yang dianggap sebagai sumber kenakalan dan kejahatan anak.
Akhirnya, pada usia 46 tahun Sidis pun meninggal dunia karena pendarahan di otak, dan sayangnya dia belum banyak menyumbangkan ilmunya untuk peradaban ilmu pengetahuan insan manusia.
Post a Comment